Jumat, 10 Juli 2009

TENTANG TAMAN WISATA ANDA DI JAKARTA
beberapa diantaranya :

Taman Impian Jaya Ancol (TIJA)
Kawasan TIJA seluas 552 hektar terletak diantara pelabuhan internasional Tanjung Priok dan pelabuhan antar pulau Sunda Kelapa. Sebelumnya daerah ini merupakan tanah rawa-rawa yang penuh semak belukar. Pada saat itu Ancol dikenal sebagai hunian kera dan para pelanggar hukum yang bersembunyi di lokasi tersebut. Areal itu kemudian ditentukan peruntukannya serta penggunaannya oleh pemerintah pusat melalui PP Nomor 51/1960. Pematangan tanah mulai dikerjakan tahun 1962 untuk dijadikan daerah yang siap dibangun. Pembangunannya diselesaikan oleh PT. Citra Engineering pada tahun 1966
Dalam pembangunan selanjutnya, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 338/1960 membentuk panitia sekaligus menunjuk Gubemur DKI Jakarta sebagai penanggung jawab. Sedangkan pelaksanaan sehari-hari dilaksanakan oleh Projek Pembangunan Lingkungan Ancol dan Badan Pelaksana Pembangunan Projek Ancol adalah PT Pernbangunan Jaya berdasarkan SK Gubernur Nomor: 369/1979.
Pada tanggal 25 Juni 1967 TIJA mulai dibuka untuk umum dan menyediakan sarana hiburan dan rekreasi yang sehat, sarana pendidikan dalam arti luas dan menunjang pariwisata nasional.
TIJA merupakan daerah pantai sehingga udaranya panas. Suhu tertinggi rata-rata 32,3°C dan suhu terendah rata-rata 23,7°C. Suhu rata-rata harian 27,5°C. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun 1.733 mm. Kelembaban nisbi udara rata-rata harian 76%. Laju kecepatan angin rata-rata harian 14,04 km/jam dan laju angin maksimum 38,88 km/jam.
Berbagai fasilitas hiburan dan rekreasi telah selesai dibangun dalam rangka menampung kebutuhan masyarakat. Sesuai rencana induk, pada tahun-tahun mendatang TIJA diharapkan dapat terus menambah dan menyempurnakan fasilitas maupun pelayanannya sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

Taman Mini Indonesia Indah (TMll)
Gagasan membangun TMII bermula dari pemikiran bagaimana caranya memperkenalkan Indonesia yang luas ini menjadi mudah untuk difahami melalui visualisasi dalam wujud yang kecil dari wujud aslinya yang besar. Ibu Tien Soeharto selaku Ketua Yayasan Harapan Kita, dalam rapat tanggal 13 Maret 1970 mencetuskan ide dibangunnya projek miniatur Indonesia Indah, yaitu suatu bangunan yang akan menggambarkan keadaan dan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas kedaerahan dan dalam wujud yang mini.
Setelah melalui proses pematangan selama 2 tahun, pada tanggal 4 Maret 1972 akhirnya keluarlah Memorandum DPR RI No. 1076/p.Ch.M.H. /1972 yang berisi persyaratan, status, dan bentuk penyelenggaraan projek dan kemudian Yayasan Harapan Kita mewujudkan penyelenggaraan pemba,nbrunan projek tersebut.
Pada tanggal 20 April 1975 sebagian dari pembangunan projek taman miniatur Indonesia indah selesai dan diresmikan pemakaiannya. Untuk selanjutnya Taman Mini diberikan nama Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dengan status sebagai tempat-tempat umum taman rekreasi yang terbuka untuk umum.
TMll berada di wilayah DKI Jakarta yang secara administratif termasuk wilayah kewalikotaan Jakarta Timur, yaitu di Kecamatan Pasar Rebo. Luas areal TMll seluruhnya adalah 164 hektar.
Seluruh fasilitas yang ada di TMII terbuka untuk umum. Adapun fasilitas yang ada di TMII dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Bangunan anjungan daerah sebanyak 27 unit, yang mewakili bangunan khas daerah dari setiap propinsi.
Bangunan non daerah, yang dikelola unit-unit usaha antara lain:
1. Museum, antara lain museum penerangan, museum Indonesia, museum perangko, museum komodo, dan lain-lain.
2. Taman, taman anggrek, taman burung, taman kaktus, taman buah-buahan, dan lain-lain.
3. Kolam renang (yaitu Ambar Tirta).
4. Taman parkir.
5. Bangunan warung-warung makan.
6. Bangunan WC umum.
7. Bangunan klinik kesehatan.
8. Bangunan penginapan untuk turis (yaitu desa wisata).
9. Bangunan kantor (yaitu gedung pengelola).
10. Teater Keong Mas.
11. Bangunan pertokoan.
12. Bangunan peribadatan.
13. Archiple, dan lain-lain.


Taman Margasatwa Ragunan
Kawasan Taman Margasatwa Ragunan adalah suatu kawasan yang sejuk. Para pengunjung yang kebanyakan berasal dari golongan ekonomi menengah bawah banyak memanfaatkan rumah makan kaki lima yang terletak disekitar areal kebun binatang maupun di dalam lokasi kebun binatang. Kebanyakan bangunan rumah makan kaki lima tersebut memang hanya terbuat dari kayu dan luasnya tidak lebih dari 10 meter persegi, tetapi keadaannya tampak cukup bersih dan rapi, dimana dindingnya dicat menarik, lantai semen biasa tetapi cukup bersih. Mengenai pengadaan air untuk cuci tidak menggunakan kran tetapi ditaruh dalam ember-ember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar